Sabtu, 19 Juni 2010

Mimpi Itu Datang

Jangan takut untuk bermimpi! Kalimat itu menjadi filosofi orang - orang untuk menggapai sukses. Sekian lama warga Bojonegoro mendambakan sebuah mimpi yang besar akan tanah kelahirannya tercinta. Ya setiap orang di negara Indonesia menyebutkan kata Bojonegoro yang ada hanyalah banjir, banjir dan banjir. Memang kenyataannya seperti itu bahwa Bojonegoro begitu terkenal di seluruh Indonesia karena banjir diakibatkan Sungai Bengawan Solo yang melintasi Bojonegoro. Namun dalam dua sampai tiga tahun terakhir ini ada objek baru yang begitu dibanggakan warga Bojonegoro. Apalagi kalau bukan sepakbola dengan tim kebanggaan warga Bojonegoro yaitu Persibo Bojonegoro. Beberapa tahun terakhir ini performa tim kebanggaan Persibo terbilang trengginas, datang dengan pemain - pemain kelas dua dengan mengandalkan kolektivitas tim oleh pelatih sebelumnya Gusnul Yakin. Di tangannya Persibo disulap menjadi tim pembunuh raksasa. Arema Indonesia, Persik Kediri, Persela Lamongan, dan Persebaya Surabaya pernah menjadi korban sengatan Laskar Angling Dharma.
Periode pun bergulir, mimpi warga Bojonegoro melihat Persibo dan Bojonegoro dikenal banyak orang di Indonesia pun tiba. Kamis 27 Mei kemarin bertempat di Stadion Manahan, Solo, tim asuhan Sartono Anwar mengukir sejarah untuk pertama kalinya lolos menuju kasta tertinggi sepakbola Indonesia yaitu Liga Super. Bermain dengan dukungan ribuan Boromania, Persibo tampil bringas dan hasilnya pada menit ke-7 M.Irfan berhasil menaklukkan gawang Persiram Raja Ampat yang dijaga Joice Sorongan. Kedudukan 1-0 untuk Persibo itu bertahan hingga wasit Aeng Suarlan meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Tak pelak hasil ini disambut sukacita oleh ribuan Boromania yang jauh - jauh ngeluruk kota Solo dan warga Bojonegoro pada umumnya, yang hanya bisa menyaksikan melalui layar kaca secara langsung.
Lolos menuju Liga Super seakan menjadi oase di tengah gurun pasir mengingat pada awal kompetisi Persibo tak banyak berbicara nyaring. Namun berkat kerjasama dan dukungan seluruh elemen warga Bojonegoro, mimpi untuk melihat Persibo berprestasi pun datang. Kini tinggal kita sebagai warga Bojonegoro bagaimana menyikapi hal ini, kita tentu tahu bahwa Liga Super Indonesia merupakan liga nomor 3 ter-elite di Asia setelah Japan League dan Korean League berdasarkan penilaian AFC (Asia Football Federation). Maka dari itu masih banyak PR yang harus dibenahi baik dari segi teknis maupun non teknis, Stadion mungkin menjadi hal pertama, ini dikarenakan Stadion Letjen H. Soedirman belum memenuhi standar nasional karena tanpa adanya lampu penerangan. Persibo juga membutuhkan pemain - pemain yang mempunyai kemampuan di atas rata - rata dan pengalaman di kompetisi yang begitu ketat. Tak hanya itu saja pengelolaan manajemen tim juga perlu diperhatikan mengingat BLI kian memperketat seleksi manajemen masing - masing tim peserta, dan hal yang paling penting dan amat krusial tentu saja gelontoran dana yang tak bisa dibilang sedikit. Mengingat masih banyak tim yang berplat merah alias masih menggunakan dana APBD dalam operasional dan kegiatannya. Padahal menurut peraturan Mendagri hal ini sudah dilarang, klub harus bisa berdiri sendiri dengan mencari sponsor dari pihak ke tiga. Jika semua aspek teknis dan non teknis telah siap, tentu dengan melihat kondisi Persibo sekarang warga Bojonegoro berharap Persibo bisa berbicara banyak di belantika persepakbolaan nasional, Setidaknya bertahan di Liga Super merupakan target yang realistis. Semoga dengan dukungan moril dan materiil yang diberikan semua elemen warga Bojonegoro Persibo bisa menaikkan pamor Bojonegoro sebuah kota kecil yang terus merajut mimpi ke depannya sehingga tercipta Bojonegoro Matoh seperti yang didambakan seluruh masyarakat Bojonegoro. Majulah Laskar Angling Dharma jayalah Bojonegoroku tercinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar