Selasa, 19 Oktober 2010

Pantas Diberi Kesempatan

Disaat Timnas minim prestasi PSSI selaku induk organisasi sepakbola tertinggi sepakbola di negeri ini serasa kelabakan. Beberapa jalan pintas pun coba dilakukan salah satunya yaitu menaturilisasi pemain berdarah Indonesia yang bermain di luar negeri seperti Jhon Van Beukering, Sergio Van Dick, dan Rafael Guilermo Eduardo. Sebelumnya pun dalam laga eksebisi timnas antara tim merah dan tim putih BTN (Badan Tim Nasional) telah mencoba beberapa pemain keturunan Indonesia yang bermain di luar negeri salah satunya Irfan Bachdim yang kini memperkuat salah satu klub ISL Persema Malang. BTN selaku badan yang bertanggungjawab menangani timnas terkesan memaksakan untuk tampil dalam laga uji coba melawan Uruguay, hal yang terlalu cepat karena secara hukum pemain – pemain itu belum resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Tak hanya itu secara tim mereka juga belum menyatu meski sudah berlatih bersama Bambang Pamungkas cs. Selain itu masih ada pemain – pemain asing yang kemampuannya tak perlu diragukan lagi yang bermain di kompetisi dalam negeri yang berniat menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) seperti Cristian Gonzales justru seakan disepelekan oleh PSSI, meski secara usia sudah tak terbilang muda tapi kualitasnya masih layak diandalkan utamanya dalam jangka pendek. Namun jika para pemain keturunan ini memiliki permainan dan pengalaman yang bagus, terlebih beberapa pemain keturunan tersebut pernah merasakan kompetisi level tertinggi di Belanda, serta pernah menjadi pemain timnas U-21 Belanda, maka rakyat Indonesia pantas berharap banyak. Kurangnya regenerasi di Timnas senior Indonesia juga bisa dijadikan alasannya, meskipun di kompetisi dalam negeri sendiri begitu banyak dijumpai pemain – pemain muda berkualitas seperti Yongki Ari Wibowo, Andik Vermansyah dan Oktavianus Maniani, tapi jam terbang internasional mereka yang belum begitu teruji, terlebih emosi mereka yang tergolong labil dan diperparah dengan hukuman wasit di kompetisi dalam negeri yang tak setegas dengan wasit luar negeri. Maka dari itu di era kepelatihan Alfred Riedl pemain muda tersebut mulai dicoba diberi kesempatan masuk skuad timnas senior dengan harapan mampu memberi nafas baru di timnas. Ada satu hal yang patut menjadi tanda tanya yaitu seberapa besarkah rasa nasionalisme mereka terhadap negeri leluhurnya ini ketika nantinya telah bergabung di timnas senior Indonesia, karena patut dicatat beberapa dari mereka juga pernah menghiasi skuad timnas U-21 Belanda tentu kesempatan untuk bermain di timnas senior Belanda juga begitu mereka dambakan, disinilah masalahnya dilihat darimana pun timnas Belanda dan timnas Indonesia jelas berbeda kelas begitu jauh. Dampak lain kesempatan bermain pemain asli pribumi akan sedikit tersaingi dengan adanya pemain naturilisasi, akan tetapi itu juga bisa membuat para pemain lokal untuk meningkatkan kualitasnya supaya tidak kalah saing dengan pemain keturunan dampak positifnya pun para pemain akan selalu berusaha untuk bermain sebaik mungkin setiap kali diberi kesempatan dan tentu ini akan menguntungkan bagi timnas sendiri karena bisa mencoba beberapa variasi pemain tanpa mengandalkan figur satu dua pemain saja seperti yang terjadi selama ini. Jika mereka memang benar – benar mempunyai niat untuk bergabung dengan negeri leluhurnya dan bukan tidak mungkin jika memang memiliki niat yang kuat untuk bergabung akan menjadi seperti Hamit dan Halil Altintop yang membela negara leluhurnya Turki yang mampu menorehkan prestasi bagi negara leluhurnya. Jadi apa salahnya mencoba untuk memberi kesempatan pemain keturunan yang di naturilisasi pada timnas senior Indonesia, akan tetapi lebih baik prioritaskan dulu pemain asing yang bermain di kompetisi Indonesia yang kemampuannya tak perlu diragukan lagi sebagai proyek jangka pendek. Jika itu terealisasikan timnas akan mengikuti jejak timnas Singapura yang sukses dengan pemain – pemain naturilisasinya, tetapi dengan syarat pemain naturilisasi itu memang berkualitas dan pengalamannya lebih dari pemain lokal. Jika itu terjadi bukan mustahil kombinasi pemain senior lokal, pemain muda, pemain keturunan dan pemain asing naturilisasi menghasilkan timnas senior yang begitu solid dan bisa memenuhi prestasi sesuai dengan harapan rakyat Indonesia.
Avirista Midaada
FISIP Universitas Brawijaya
Bojonegoro Jawa Timur 62113

Tidak ada komentar:

Posting Komentar