Lebaran merupakan sebuah momen bagi manusia utamanya di Indonesia untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga di kampong halaman. Di Indonesia terdapat fenomena unik saat lebaran yakni arus mudik dan arus balik. Ya, keduanya sangat erat hubungannya, arus mudik biasanya mulai saat H - 7 atau seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri, akan tetapi jauh - jauh hari arus mudik sudah terjadi. Beberapa tiket kereta api, pesawat terbang, kapal laut, hingga bus sebulan sebelum Hari Raya Idul Fitri sudah banyak yang memesan, bahkan PT KAI selaku pengelola jasa kereta api di Indonesia harus menambah gerbong kereta api pemberangkatan, begitu pun pesawat terbang yang menambah frekuensi penerbangannya,dan bus. Selain mudik dengan berbagai alat transportasi umum, biasanya pemudik menggunakan kendaraan pribadi dan sepeda motor, bahkan untuk tahun ini pemudik sepeda motor mengalami kenaikan mencapai 20 - 30% dari tahun lalu. Secara logika mudik menggunakan motor memang lebih hemat biaya selain itu juga cepat sampai tujuan dikarenakan sepeda motor bisa menerobos kemacetan yang biasa terjadi pada H-4 hingga H - 1 di sejumlah titik.
Usai Hari Raya Idul Fitri kita masih disuguhi arus balik, mereka yang bersilaturahmi di kampong halaman kembali lagi beraktifitas di kota - kota besar. Jalan - jalan pun kembali macet usai. Puncak arus balik tahun ini diberbagai kota terjadi pada H + 3. Di arah pantura dari pantaun kru Majalah MADANI MANSA di Kabupaten Tuban dari Kecamatan Bancar hingga memasuki Kota Tuban kendaraan terlihat padat namun masih berjalan lancar. Kendaraan didominasi oleh mobil pribadi dan sepeda motor, kebanyakan dari mereka adalah pemudik dari daerah Semarang, Bandung, dan Jakarta. Hal ini terlihat dari nomor polisi yang kebanyakan H : Semarang, D : Bandung dan B : Jakarta. Arah menuju Surabaya pun juga terjadi peningkatan, jika yang menuju Jawa Tengah banyak pemudik dari Semarang, Bandung, dan Jakarta, lain halnya dengan jalur menuju Surabaya. Pemudik di dominasi dari daerah Surabaya, Malang, hingga Jember. Kendaraan kebanyakan didominasi oleh mobil pribadi dan sepeda motor.
Beralih menuju jalur Bojonegoro ke Selatan menuju kearah Nganjuk, Madiun dan Kediri. Dari pantauan reporter Majalah MADANI Avi Rista pada H +6 lebaran arus kendaraan sudah mulai berkurang, namun peningkatan justru terjadi di jalur jalan menuju ke Bojonegoro. Hal ini terlihat di daerah Kecamatan Temayang, dari hari biasa volume kendaraan yang melintas meningkat 2 kali lipat. Peningkatan ini disebabkan oleh telah usainya libur Hari Raya bagi sebagian perkantoran. Bagi pemudik yang melewati jalur selatan Bojonegoro melalui Kecamatan Temayang dan Gondang akses jalan sudah mulai nyaman, jalan - jalan yang menghubungkan Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Nganjuk di petak KPH Temayang sudah diaspal mulus. Berbagai jembatan seperti yang terdapat di atas Waduk Pacal yang dulu menjadi penghambat karena jembatan yang sempit, kini telah diperlebar. Akses jalan pun masih begitu baik ketika kita memasuki Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan pantauan kru MADANI MANSA menggunakan sepeda motor dari Kabupaten Bojonegoro menuju Kota Kediri kondisi jalan telah baik, hanya diberbagai titik masih ada jalan yang bergelombang seperti saat usai Kecamatan Rejoso, Nganjuk. Memasuki Kota Nganjuk, Jalan begitu baik hanya diberbagai titik kurangnya penerangan menjadi pengganggu pemudik yang ingin berkendara pada malam hari ini juga terjadi di hutan antara Temayang hingga Gondang.
Keluar kota kru MADANI harus berhati - hati karena harus melintasi jalan raya provinsi, jalan lingkar tengah ini menghubungkan Surabaya, Mojokerto, Jombang, Kediri, Nganjuk, Ngawi, Madiun, Sragen (Jawa Tengah), Solo, hingga Jogjakarta. Maka jangan heran di jalan ini bus - bus Antar Kota Antar Provinsi (AKDP) melintas. Namun saat H+6 atau tepatnya hari Sabtu, 26 September 2009, kepadatan arus lalu lintas terjadi menuju ke arah Jawa Tengah, banyak kendaraan ber plat polisi Jawa Tengah seperti AD : Solo, AB : Jogjakarta, dan AA : Magelang. Namun ada juga kendaraan yang ber plat D : Bandung dan B : Jakarta. Jalur menuju Surabaya lumayan lancar akan tetapi disini saya harus memacu kendaraan dengan hati - hati licin jalan membuat potensi tergelincir begitu besar. Selain itu angin juga bertiup lumayan kencang untuk ukuran pengendara sepeda motor. Akses jalan mulai keluar Kota Nganjuk hingga memasuki Kota Kediri begitu baik, hanya saya harus waspada karena memasuki Kabupaten Kediri terdapat setidaknya 2 pasar tumpah yakni di Kecamatan Ngringging dan Kecamatan Grogol. Selain itu banyaknya perempatan dan pertigaan tanpa lampu lalu lintas membuat banyak kendaraan nyelonong begitu saja. Setidaknya ini terdapat di pertigaan menuju arah Wirojayeng, Kabupaten Nganjuk, disini polisi sampai harus turun ke jalan untuk mengatur lalu lintas. Memasuki Kecamatan Mojoroto, terdapat pasar malam untung pagi itu stan pedagang masih banyak yang belum memulai aktifitasnya jadi tidak mengganggu lalu lintas. Alhasil Perjalanan Avi Rista kru MADANI MANSA dari Bojonegoro pukul 09.00 sampai ke kota Kedirinya pukul 11.30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar